Pertama kali didirikan dengan nama Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen di Medan pada tahun 1929, yang juga merupakan brewery pertama milik HEINEKEN Company di luar Belanda.
PT Multi Bintang Indonesia Tbk mengoperasikan brewery di Surabaya sebelum membangun brewery kedua di Tangerang pada tahun 1973.
Setelah sekian lama, perusahaan ini bertambah kuat dan menjadi brewer terkemuka di Indonesia saat ini. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya, perusahaan ini berubah nama menjadi PT Multi Bintang Indonesia Tbk ketika sebagian sahamnya dijual untuk umum pada tahun 1981. Terdaftar pada Indonesian Stock Exchange (IDX), Multi Bintang menjadi anak perusahaan Asia Pacific Breweries Limited (APB) dari Singapura ketika APB mengakuisisi saham mayoritasnya di Multi Bintang pada tahun 2010.
Pada bulan September 2013 Heineken International BV dari Belanda kembali menjadi pemegang saham Utama Perusahaan ketika Heineken mengakuisisi saham yang dipegang oleh APB.
Multi Bintang sinonim dengan bir Bintang, merek bir unggulan Indonesia. Selain menawarkan portofolio merek bir dan minuman ringan, Multi Bintang juga memproduksi dan memasarkan Heineken®, bir bebas alkohol, Bintang Zero, Bintang Radler dan minuman ringan berkarbonasi, Green Sands di Indonesia.
Meskipun brewery Multi Bintang berada di Sampang Agung dan Tangerang, Multi Bintang melalui anak perusahaannya, PT Multi Bintang Indonesia Niaga telah memantapkan pijakannya dalam bidang penjualan dan pemasaran di seluruh kota besar di Indonesia yang terbentang dari Medan di Sumatera Utara hingga ke Jayapura di Papua.
Visi Perusahaan
WOW, Indonesia melalui performanya, merknya, dan orang_orangnya
Misi Perusahaan
Menjadi Perusahaan Minuman Indonesia yang bertangung jawab dan memiliki nama baik dengan portofolio brand bir dan minuman ringan terdepan.
Sejarah Perusahaan
- 1929: Pendirian NV Nederlandsch IndischeBierbrouwerijen di Medan.
- 1931: Pengoperasian brewery Greenfield di Surabaya dan awal berproduksinya “Java Beer”.
- 1936: Heineken Group menjadi pemegang saham utama perusahaan yang berubah nama menjadi Heineken Indische Bierbrouwerijen Maatschappij.
- 1949: Setelah Perang Dunia II, brewery kembali beroperasi dan memperkenalkan bir Heineken ke pasar.
- 1965: Perusahaan diambil alih oleh Pemerintah dengan kampanye nasionalisasi di Indonesia.
- 1967: Heineken memperoleh kembali kepemilikan perusahaan dan lahirlah brand Bintang Baru.
- 1972: Pembukaan pabrik di Tangerang dengan nama PT. Perusahaan Bir Indonesia
- 1973: Brewery Greenfield di Tangerang mulai beroperasi.
- 1981: Mengambil alih PT Brasseries de L’Indonesie dengan brewery di Medan. Perusahaan mendaftarkan saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sebagai PT Multi Bintang Indonesia.
- 1991: Penutupan brewery di Medan.
- 1997:Pemindahan operasi brewery dari Surabaya ke Sampang Agung tempat dibangunnya brewery baru.
- 2005: Pendirian PT MBI Niaga untuk penjualan dan pemasaran merek perusahaan.
- 2010: Asia Pacific Breweries Limited dari Singapore menjadi pemegang saham utama di PT Multi Bintang Indonesia Tbk.
- 2011: Bir Bintang meraih hadiah Gold Medal untuk kategori Larger Beer dan dianugerahi sebagai ‘Champion Beer 2011’ dalam kompetisi bir kelas dunia, the Brewing Industry International Award (BIIA 2011) di London.
- 2012: PT Multi Bintang Indonesia Tbk memperoleh penghargaan sebagai salah satu dari 50 Perusahaan Indonesia Teratas Berprestasi Terbaik dari Forbes Indonesia.
- 2013: HEINKEN International B.V kembali menjadi pemegang saham utama di PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Pada tahun yang sama, Tangerang Brewery menyelesaikan program upgrading teknis.
- 2014: Pendirian pabrik produksi yang ke tiga untuk produk minuman bebas alkohol, Sampang Agung brewery, terutama untuk tiga jenis minuman bebas alkohol di Sampang Agung.
Tujuan
Menjadi perusahaan minuman ringan yang meluas sampai daerah terpencil di Indonesia.
Menjadi brand yang orang cintai
Sebagai perusahaan minuman terkemuka dan bertanggung jawab, Multi Bintang memiliki tanggung jawab membuat hal-hal lebih bagus untuk generasi sekarang dan masa depan
Sasaran
Penggemar minuman ringan yang ada di Indonesia
ANALISA SWOT ( STRENGHT,WEAKNESS,OPPORTUNITY,THREAT)
STRENGHT
- minuman ringan ber alkohol yang sudah menjadi ciri khas orang Indonesia
- tidak memiliki saingan yang kuat untuk minuman sekelasnya di dalam negeri
WEAKNESS
- hanya untuk golongan umur tertentu saja yang boleh mengkonsumsinya
- sedikitnya varian produk yang ditawarkan
- tidak mudah didapat seperti di tempa-tempat belanja seperti dulu (<2011)
OPPORTUNITY
- mengeluarkan produk minuman ringan yang tidak beralkohol agar dapat dikonsumsi segala umur
THREAT
- mulainya bermunculan perusahaan saing yang menjual produk yang sama
- masuknya minuman ringan dari luar negeri
- ditariknya minuman ringan beralkohol dari pasar oleh menteri perdagangan
SUMBER DAYA
A. SUMBER DAYA BERWUJUD
- Truk pengiriman barang
- Kantor
- Gudang Penyimpanan
- Karyawan
- Mesin pengolah produk
B. SUMBER DAYA TAK BERWUJUD
- Peelayanan
- Website
- IT
Kemampuan kumpulan sumber daya
· Memberikan pelayanan yang ramah dan baik pada konsumen
· Mesin yang siap membantu proses produksi menjadi lebih cepat dan baik
· Memiliki Gudang penyimpanan yang besar
· Memperluas kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia.
KOMPETENSI INTI SUMBER KEUNGGULAN BERSAING
· produk yang dihasilkan memiliki rasa khas tersendiri
· penyebaran produk yang hampir merata membuat konsumen pelosok/pedesaan dapat mengkonsumsinya
·
KEUNGGULAN BERSAING YANG BERKESINAMBUNGAN
· Memiliki lokasi kantor dan gudang penyimpanan di kota-kota besar yang siap mengirim ke daerah
· Pelayanan yang hangat dan ramah untuk kenyamanan pelanggan
DAYA SAING
· Adanya varian rasa namun tetap minuman ringan beralkohol
· Sudah menjadi produk yang identik dengan acara-acara seperti pesta perkawinan di pedesaan bahkan di kota juga.
ANALISIS VALUE CHAIN
Value ChainValue chain pada dasarnya adalah konsep yang dikembangkan oleh MichaelPorter.
Menurut Porter (dalam McLeod : 2007) perusahaan akan meraih keunggulan kompetitif dengan menciptakan rantai nilai (value chain). Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan aktivitas nilai (value activities). Value chain atau rantai nilai adalah pendekatan sistematik untuk mengembangkan keunggulan kompetitif sebuah perusahaan. Pendekatan ini diciptakan oleh Michael E. Porter yang berisi sekumpulan aktivitas yang membuat dan membangun nilai margin atau nilai tambah
LOGISTIK MASUK
Barang datang dari vendor.
Pengecekan dan pencocokan jumlah barang dan jenis barang yang datang
Input data barang yang masuk
Penataan gudang untuk dikelompokkan
OPERASI:
Supply ke area jual
Pihak retail yang menjual sesuai kebijakan mereka masing-masing
labelling
LOGISTIK KELUAR:
Kehadiran tenaga penjual (sales)
Front liner yang bertugas (sales, kasir, customer service, SPV, security cleaning service)
Manajer sebagai pengawas jelannya operasional dan mensupport segala kebutuhan
Sistem yang berjalan sesuai aturan
MARKETING & SALES
Penjualan oleh tim marketing, barang dibawa sendiri / dikirim
Share produk baru, produk best seller pada customer
SERVICE:
Jalin hubungan yang baik dengan pelanggan
Layani keluhan paska penjualan
Membantu menyelesaian masalah pelanggan yang timbul dari produk yang dibeli
ANALISIS VALUE CHAIN
KONDISI INTERNAL PERUSAHAAN STRATEGIC ADVANTAGE PROFILE (SAP) STRENGTH
KUISIONER INTERNAL FACTOR ANALYSIS STRATEGY UNTUK MENGETAHUI KEKUATAN (STRENGTH)
KONDISI INTERNAL PERUSAHAAN STRATEGIC ADVANTAGE PROFILE (SAP) WEAKNESS
KUISIONER INTERNAL FACTOR ANALYSIS STRATEGY UNTUK MENGETAHUI KELEMAHAN (WEAKNESS)
NILAI IFAS
KONDISI EKSTERNAL PERUSAHAAN ENVORIMENTAL THREAT AND OPPORTUNITY (ETOP)
KUISIONER EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS STRATEGY UNTUK MENGETAHUI PELUANG (OPPORTUNITY)
KONDISI EKSTERNAL PERUSAHAAN ENVORIMENTAL THREAT AND OPPORTUNITY
KUISIONER EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS STRATEGY UNTUK MENGETAHUI ANCAMAN (THREAT)
DIAGRAM SWOT
MATRIK SWOT
MATRIKS STRATEGI UMUM
VARIASI STRATEGI
STRATEGI UNIT BISNIS
STRATEGI UNIT BISNIS DIFERENSIASI
VALUE CHAIN DIFERENSIASI
BISNIS PROSES PENJUALAN
BISNIS PROSES PRODUK
SOP PENJUALAN
ANALISIS PERSAINGAN PESAING UTAMA DAN PENGGANTI
EVALUASI PERFORMANCE / KPI PROGRAM KERJA